Simetri Pada Bunga
Simetri adalah sifat suatu benda atau badan yang juga biasa
disebut untuk bagian-bagian tubuh. Tumbuhan (batang, daun, maupun bunga) jika
benda tadi oleh sebuah bidang dapat dibagi menjadi dua bagian, sedemikian rupa.
Sehingga kedua bagian itu dapat saling menutupi. Jadi seandainya bidang itu
kita jadikan tempat untuk melipat, maka benda tadi dapat dijadiakan suatu benda
yang setangkup atau simetris. Dapat pula dikatakan demikian: bidang pemisah
tadi dapat dianggap merupakan sebuah cermin datar dan bagian yang satu
merupakan bayangan cermin bayangan yang lainnya. Bidang yang dapat dibuat untuk
memisahkan suatu benda dalam dua bagian yang satu sama lain merupakan
bayangannya dalam cermin datar tadi, dinamakan bidang simetri.
Bunga sebagai suatu bagian tubuh tumbuhan dapat pula
mempunyai sifat tersebut diatas, dan bertalian dengan simetri itu dapat
dibedakan bunga yang :
a.
Asimetris atau tidak simetris, jika pada bunga tidak dapat dibuat satu bidang
simetri dengan jalan apapun juga, misalnya bunga tasbih (Canna hybrida Hort,).
b.
Setangkup tunggal (monosimetris),
jika pada bunga hanya dapat dibuat satu bidang simetri saja yang membagi bunga
tadi menjadi dua bagian yang setangkup. Sifat ini biasanya ditunjukan dengan
lambang (anak panah)
Bergantung pada letaknya bidang
simetri , bunga yang setangkup tunggal dapat sibedakan lagi 3 macam :
1. Setangkup tegak, jika bidang simetrinya
berimpit dengan bidang median, misalnya bunga telang (clitoria
ternatea)
2. Setangkup mendatar, jika bidang
simetrinya tegak lurus pada bidang median , dan tegak lurus pula pada arah
vertikal, misalnya pada bunga Corydalis.
3. Setangkup miring, jika pada bidang
simetrinya memotong bidang median dengan sudut yang lebih kecil (lebih besar)
dari 90o ,misalnya bunga kecubung (Datura metel).
c.
Setangkup menurut dua bidang (bilateral
simetris atau disimetris), dapat pula dikatakan setangkup ganda, yaitu
bunga yang dapat dijadikan dua bagian yang setangkup menurut dua bidag
simetri yang egak lurus satu sama lain
misalnya bunga lobak (Raphanus sativus) dan
bunga tumbuhan lain yang sesuku
(Cruciferae).
d.
Beraturan atau bersimetri banyak (polysimetris,
regularis), yaitu jika dapat dibuat banyak bidang simetri untuk membagi
bunga itu dalam dua bagiannya yang setangkup, misalnya bunga lilia gereja (Lilium longiforum). Bunga yang
beraturan seringkali ditunjukan dengan lambang * (bintang)
Diagram Bunga
Diagram bunga ialah suatu gambar
proyeksi pada bidang datar dari semua bagian bunga yang dipotong melintang ,
jadi pada diagram itu digambarkan penampang –penampang melintang daun-daun
kelopak, tajuk bunga, benang sari dan putik, juga bagian-bagian lainnya jika
masih ada, disamping keempat bagian tersebut , perlu diperhatikan bahwa
lazimnya dari daun-daun kelopak dan
tajuk bunga digambar penampang melintang bagian tengah-tengahnya sedang dari
benang sari digambarkan penampang kepala sari , dan dari putik penampang bakal
buahnya.
Terdapat dua macam diagram bunga :
a.
Diagram bunga empirik, yaitu diagram bunga yang hanya
memuat bgaian-bagian bunga yang benar-benar ada atau menggambarkan keadaan
bunga yang sesungguhnya.
b.
Diagram teoritik, yaitu diagram bunga yang selain
menggambarkan bagian-bagian bunga yang sesungguhnya, juga memuat bagian-bagian
yang sudah tidak ada lagi tetapi menurut teori seharusnya ada.
Cara membuat diagram bunga
Jika kit
ahendak membuat dagram bunga, kita harus memerhatikan hal-hal berikut :
Ø Letak bunga pada tumuhan. Dalam
hubungannya dengan perencanaan suatu daigram, kita hanya membedakan dua macam
letak buga:
a. Bunga pada ujung batang atau cabang (flos terminalis).
b. Bunga yang terdapat dalam ketiak daun
(flos oxillaris),
Ø Bagian-bagian bunga yang akan kita
buat diagram tadi tersusun dalam beberapa lingkaran.
Jika dari bunga yang hedak kita buat diagramnya telah kita tentukan kedua
hal tersebut kemudian kita mulai dengan :
1. Membuat lingkaran yang konsentrasi
sesuai dengan jumlah lingkaaran tempat duduk bagian-bagian bunganya.
2. Buat garis tegak lurus (vertikal)
melalui titik pusat itu yang lingkaran-lingkaran yang konsentris.
3. Pada garis di sebelah atas lingkaran
yang terluar di gambarkan secara skematik penampang melintang batang (digambar
sebagai lingkaran kecil) dan disebelah bawahnya gambar skematik daun
pelindungnya. Bagi bunga yang letaknya pada ujung batang, tiadk dikenal bidang
medianya, disebelah atas lingkaran terluar tidak digambar penampang melintang
batang, tetapi masih digambarkan penampang melintang daun pelinding (jika ada).
4. Pada lingkaran-lingkarannya
berturut-turut dari luar kedalam digambar daun-daun kelopak, daun-daun tajuk,
benang sari, putik, dan yang terakhir penampang melintang bakal buah.
Rumus Bunga
Kecuali dengan diagram , susunan
bunga dapat pula dinyatakan dengan sebuah rumus , yang terdiri atas
lambang-lambang, huruf-huruf, dan angka-angka, yang emua itu dapat memberikan
gambaran mengenai berbagai sifat bunga beserta bagian-bagiannya.
Lambang-lambang yang dipakai dalam
rumus bunga memberitahukan sifat bunga yang bertalian dengan simetrinya atau
jenis kelaminnya, huruf-huruf merupakan singkatan nama bgian-bagian bnga,
sedang angka-angka menunjukan jumlah masing-masing bagian bunga. Disamping itu
masih terdapat lambang-lambang lain lagi yang memperlihatkan hubungan
bagin-bagian bunga satu sama lain.
Rumus bunga
ditunjukan oleh :
1.
Kelopak; dinyatakan dengan huruf K singkatan kalix. Yang merupakan istilah ilmiah
untuk kelopak.
2.
Tajuk atau mahkota; dinyatakan dengan huruf C singkatan
corolla. Istilah ilmiah untuk mahkota
bunga.
3.
Benang sari; dinyatakan dengan huruf A singkatan
androecium, istilah ilmiah untuk
alat-alat jantan pada bunga)
4.
Putik ; dinyatakan huruf G singkatan gynaecium, istilah ilmiah untuk alat betina pada bunga.
5.
Jika kelopak dan mahkota sama bentuk maupun warnanya
maka untuk menyatakan bagian tersebut kita gunakan hurup P singkatan
perigonium.
6.
Bersimetri banyak (actinomorphus)*
7.
Bersimetri satu (zigomorphus)
8.
Gamosepal atau gamopetal ()
9.
Jika bagian bunga terdiri dari
dua lingkaran.... +....
10. Bakal buah menumpang, dibawah angka yang menunjukan bagian daun buah dibuat suatu garis
11. Bakal buah tenggelam, diatas angka yang menunjukan bagian daun buah dibuat suatu garis
12. Jika jumlah bagian-bagian bunga lebih dari 10 di beri tanda ~
Bunga kelamin betina
Bunga kelamin jantan
Bunga kelamin banci (hemaproditus)
contoh : -Suku Cannaceae, misalnya bunga tasbih (Canna indica)
♂♀↑ K3,
C3, A5, G(3
Diskusi
1. Bagaimana cara menggambarkan diagram
teoristik, jika benang sarinya hilang dan rumusannya seperti apa?
Jawaban:jika secara visual benang sarinya terdapat tiga buah sedangkan
secara teori benang sarinya terdapat 4 buah maka benang sari yang hilang tersebut digambarkan digambarkan dengan
lambang bintang dan untuk membuat rumusan bunganya disesuaikan dengan tujuannya
apakah ingin menggunakan yang secara visual ataukah secara teoritis.
2. Jelaskan kembali tentang diagram
bunga ?
Jawaban: lingkaran pertama pada diagram bunga adalah kelopak, kedua
mahkota, ketiga benang sari, dan keempat putik. Amati apakah bunga tersebut
duduk bunganya diketiak daun apakah hanya diujung, apabila diketiak daun
dituliskan dengan lambang bulat dan apakah memiliki bracteola atau tidak. Kemudian
amati penampang melintang batangnya, amati jumlah kelopaknya dan apakah
berlekatan atau tidak (jika tidak berlekatan atau tidak (jika tidak berlekatan
maka gambarnya tidak boleh menempel) lalu
amati jumlah mahkotanya kemudian jumlah
benang sarinya dan apakah letaknya
menumpang atu tenggelam , lalu mengamati putiknya satu atu lebih setelah itu
gambarkan.
3. Apakah ada dalm satu bunga yang
memiliki lebih dari satu putik? Kalau ada berikan contohnya.
Jaawban: ada contohnya pada bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) dan
tembakau (Nicotiana tabacum) yang memiliki 5 putik.
4. bagiaman proses/tahapan dalam
pembuatan diagram bunga?
Jawaban: Jika dari bunga yang hendak kita buat
diagramnya telah kita tentukan kedua hal tersebut, kita mulai dengan membuat
sejumlah lingkaran yang konsentris, sesuai dengan jumlah lingkaran tempat duduk
bagian-bagian bunganya, kemudian melalui titik pusat lingkaran-lingkaran yag
konsentris itu kita buat garis tegak lurus (vertikal). Untuk bunga di ketiak
daun, garis itu menggambarkan bidang yang dapat dibuat melalui sumbu bunga,
sumbu batang yang mendukung bunga itu, dan tengah-tengah (poros bujur) daun,
yang dari ketiaknya muncul buga tadi. Bidang ini disebut bidang median. Pada
garis yang menggambarkan bidang median itu di sebelah atas lingkaran yang
terluar digambarkan secara skematik penampang melintang batang (digambar
sebagai lingkaran kecil), dan di sebelah bawahnya gambar skematik daun
pelindungnya. Pada lingkaran-lingkarannya sendiri berturut-turut dari luar ke
dalam digambar daundaun kelopak, daun-daun tajuk, benang sari, dan yang
terakhir penampang melintang bakal buah.
Dalam menggambar bagian-bagian bunganya sendiri
harus diperhatikan ialah :
a. berapa jumlah
masing-masing bunga tadi
b. bagaimana
sussunannya terhadap sesamanya (misalnya daun kelopak yang satu dengan yang
lain): beabas satu sama lain, bersentuhan tepinya, berlekatan atau lain lagi.
c. Bagaiman susunannya terhadap
bagian-bagian bunga yang lain (daun-daun kelopak terhadap daun-daun tajuk
bunga, benang sari dan daun0daun buah penyusun putiknya); berhadapan atau
berseling, bebas atau berlekatan dan seterusnya.
d. Bagaimana letak bagian-bagian bunga
itu terhadap bidang median.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar